Langsung ke konten utama

6 Cara Membangkitkan Minat, Motivasi dan Keriangan Anak Dalam Proses Belajar

Masalah sering terjadi dalam dunia pendidikan adalah ketidak mampuan guru dalam meningkatkan motivasi, minat dan keriangan anak dalam proses pembelajaran mengajar. Sehingga SK atau standar kompetensi yang telah di rumuskan dalam kurikulum sangat sulit di capai guru.

Untuk itu dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai cara membangkitkan minat, motivasi dan keriangan anak dalam pembelajaran. Pembahasan ini akan lebih mengacu pada teknik guru menciptakan suasana kondusif. Karena dengan suasana kondusif, internalisasi nilai and sikap peserta didik menjadi efektif.

Dari sebuah penelitian yang ditulis dalam buku Pendidikan Tampa Kekerasan karya Drs. Abd. Rahman Assegaf, M.A mengatakan bahwa lingkungan social atau suasana kelas merupakan penentu utama psikologis yang mempengaruhi belajar akademis. Dengan demikian bila, guru dapat menyingkirkan masalah tersebut, maka guru dapat mencapai hasil maksimal yang sangat tinggi dalam PBM.

Berikut beberapa teknik untuk menciptakan minat, motivasi dan keriangan anak mengikuti proses belajar menurut Bobbi de Porter:

1. Tumbuhkan Niat Belajar

Menumbuhkan niat belajar dari diri seseorang sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Untuk itu, seyoganya seorang guru harus mampu menumbuhkan kepercayaan siswa dalam belajar. Guru harus mampu menumbuh kembangkan minat atau niat belajar siswa dari dalam dirinya sebab belajar tampa minat akan menghasilkan kwalitas rendah. Siswa yang memiliki niat belajar rendah sebaiknya segera ditangani agar tidak mempengaruhi siswa lainya.

2. Jalin Rasa Simpati dan Saling Pengertian

Cara kedua yang dapat ditempuh guru dalam meningkatkan minat, motivasi dan keriangan siswa dalam belajar adalah dengan menjalin rasa simpati dan saling pengertiaan untuk menumbuhkan kepedulian social, sikap toleransi dan saling menghargai di antara siswa. Langka ini dapat ditempuh dengan cara memperlakukan anak didik sebagai manusia sederajat, mengetahui tingkat perkembangan pedagogic siswa, membuat kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, berbicara jujur tampa menyinggung siswa meminta permasalahan siswa.

3. Ciptakan Suasana Riang

Kegembiran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Sehingga guru diharapkan lebih kreatif dalam mengajar. Dalam dunia pendidikan, hal yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan suasana hidup atau riang adalah bertepuk tangan, berteriak (Hore), Menjentikan jari tangan, menulis poster, membuat catatan diri sendiri (pribadi), membuat sebuah kejutan yang dapat memotivasi peserta didik, membuat suatu pengakuan atas prestasi yang di capai anak didik, memberi hadia atau pujian dan penguatan serta bernyanyi bersama. Tugas pendidik yang paling penting ialah menjaga kelas tetap optimal alias tidak ribut.

4. Ambil Risiko (Memberi Tantangan)

Salah satu cara meningkatkan minat dan motivasi siswa adalah dengan mengangbil risiko. Seperti misalnya membuat kegiatan yang menentang siswa. Sebab Belajar dengan tantangan bisa mengurangi kejenuhan dan rasa bosan. Sama halnya pada saat anda ingin belajar naik sepeda, meskipun sulit dan beresiko, tetapi tetap dipelajari sehingga pada akhirnya membuat anda menjadi senang.

5. Ciptakan Rasa Saling Memiliki

Saling memiliki mampu meningkatkan minat dan motivasi serta keriangan anak, karena hal ini mampu menciptakan kebersamaan, kesatuan, kesepakatan dan dukungan dalam belajar. Selain itu, rasa saling memiliki juga dapat mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan kepemilikan. Kebanyakan konflik yang terjadi karena tidak ada rasa saling memiliki. Untuk itu, gur diharapkan dapat memotivasi siswa agar ada rasa saling memiliki dalam sekolah atau kelas belajar.

6. Tunjukkan Keteladanan Yang Baik

Pada umunya siswa memiliki sifat suka meniru, sehingga diharapkan guru memunculkan sifat-sifat yang baik yang dapat dicontoh siswa. Dalam buku karya Rahman Assegaf hal 103 dikatakan lebih relevan untuk mengubah sifat siswa dengan contoh baik dibandingkan dengan seribu kata-kata bijak. Maka dari itu, diharapkan agar seorang guru harus mampu menciptakan sikap damai, kasih sayang, empati, disiplin dll, sebelum mengajar dalam kelas.

Langka ini dapat ditempu dengan cara memberikan teladan seperti berkomunikasi yang jelas kepada peserta didik, mengakui setiap usaha peserta didik, murah senyum, menggunakan energy untuk menciptakan lebih banyak energy, menjadi seorang pendengar yang baik, mengungkapkan pikiran para peserta didik melalui kata - kata (word) anda sendiri (yourself) dan menyampaikan kembali situasi negative (tidak baik) demi menemukan hal - hal yang positif di dalamnya.

Demikian ke enam cara Membangkitkan Minat, Motivasi dan Keriangan Anak Dalam Proses Belajar. Semoga Bermanfaat.

Reff

Assegaf, Drs. Abd. Rahman, M.A, Pendidikan Tampa Kekerasan, Tipologi Kondisi, Kasus dan Konsep, 2004, Tiara Wacana, Yogya (Hal. 101-105) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip dan Proposisi Belajaran Tuntas

Konsep belajar tuntas atau Mastery Learning adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok sehingga apa yang dipelajari siswa dapat tercapai semua (Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati). Pada prinsipnya konsep belajar tuntas berusaha menciptakan siswa agar memiliki kemampuan dan mengembangkan bakat atau keterampilan yang dimilikinya. Siswa atau peserta didik yang cerdas dan yang tidak cerdas di usahakan agar memiliki selisi bakat yang tidak jauh. Intinya belajar tuntas mengusahakan siswa mencapai standar kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. John B. Carrol (1953) memiliki pandangan bahwa peserta didik yang cerdas atau memiliki kemampuan lebih, dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam waktu yang sedikit, jika dibandingkan dengan siswa yang kurang cerdas. Untuk itu, agar semua pembelajaran dapat diserap atau di kuasai semua siswa (baik yang cerdas mau pun tidak), maka perlu p

Pengertian Sistem Pembelajaran Kelas Tuntas Berkelanjutan (Automatic Promotion)

Automatic Promotion atau lebih dikenal dengan Sistem Pembelajaran Kelas Tuntas  Berkelanjutan yaitu pembelajaran yang mengharapkan agar siswa dalam satu kelas bisa menguasai semua Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan dari Standar Kompetensi (SK) yang termuat dalam kurikulum. Automatic Promotion mengharapkan semua siswa mendapat pengetahuan yang sama dalam setiap mata pelajaran. Biasanya pembelajaran ini menggunakan sistem  gruop based approach atau pendekatan kelompok. Dalam pembelajaran ini siswa tidak akan pindah pada materi lain atau tingkatan lain jika belum bisa menguasai pembelajaran. Karena pembelajaran ini mengutamakan agar semua siswa bisa dapat mencapai tujuan intruksional yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran ini adalah guru harus mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. Hal ini dimaksutkan agar semua siswa menguasai semua topik yang diberikan. Guru harus sering kali memberi post t

3 Ciri Ciri Media Pendidikan

Setelah sebelumnya kita membahas mengenai Pengertian Media Pembelajaran , Tentunya kita juga perlu mengenal ciri - ciri media pendidikan. Sebab kaitanya sangat erat. Dalam buku "Media Pembelajaran" karya Prof. Dr. Azhar Arsyad,  M.A. terdapat tiga ciri-ciri media pendidikan. Adapun ketiga ciri dari media pendidikan yang di ungkapkan oleh Gerlach and Ely 1971 yang digunakan sebagai alat bantu adalah sebagai berikut. 1. Fixative Property Fixative Property atau lebih dikenal dengan Ciri Fiksatif yaitu ciri dimana media harus mampu merekam, melestarikan, merekonstruksi dan menyimpan suatu objek atau peristiwa. Menurut ciri, media memiliki ciri dapat menyusun atau mengurut fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Objek yang telah direkam dengan video kamera dapat di produksi atau dikelola dengan mudah saat diperlukan. Media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu di trasportasikan tampa mengenal waktu. Ger