Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Pola dan Prosedur Belajar Tuntas

Konsep belajar tuntas memandang bahwa jika peserta didik dalam satu kelas memiliki taraf pencapaian kurang dari 95 %, maka kesalahan ditimpakan kepada guru selaku pendidik, bukan siswa. Sebab Banyamin S. Bloom memiliki pendapat bahwa tingkat keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai, kalau pengajaran yang diberikan secara klasikal bermutu baik dan berbagai tindakan korektif terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan, dilakukan dengan tepat. Dalam Winkel, (1996: 415), Bloom mengembangkan suatu pola dan prosedur pengajaran yang dapat diterapkan pada peserta didik. Pola yang sudah diciptakan Bloom ini, merupakan suatu pembelajaran yang berhasil. Adapun langkah – langkahnya adalah sebagai berikut. 1. Menentukan tujuan – tujuan pembelajaran yang harus di capai peserta didik, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. 2. Menjabarkan materi pelajaran yang akan disajikan atas sejumlah unit pelajaran yang dirangkaikan, yang masing – masing dapat diselesaikan dal

Strategi Belajar Tuntas

Keberhasilan penerapan konsep belajar tuntas sangat besar kaitanya dengan kondisi audies atau peserta didik. Hasil belajar siswa dapat maksimal sesuai dengan tuntutan kurikulum jika proses pembelajaran mengajar dilakukan secara sistematis.  Kesistematisan pembelajaran hanya dapat diperoleh dari stategi pembelajaran yang digunakan, terutama dalam strategi bagaimana mengorganisir tujuan pembelajaran, bahana ajaran, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap siswa yang belum dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan kurikulum yang telah dirumuskan dalam silabus. Untuk itu, Winkel (1996: 413) menyarankan bahwa jika ingin pembelajaran terstruktur demi memperoleh hasil maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari maka: 1. Tujuan – tujuan pembelajaran yang harus dicapai ditetapkan secara tegas. Semua tujuan pembelajaran dirangkaikan, materi pelajaran dibagi – bagi atas unit – unit pelajaran yang dirutkan, sesuai dengan rangkaian segala tujuan pembelajaran.

Prinsip dan Proposisi Belajaran Tuntas

Konsep belajar tuntas atau Mastery Learning adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok sehingga apa yang dipelajari siswa dapat tercapai semua (Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati). Pada prinsipnya konsep belajar tuntas berusaha menciptakan siswa agar memiliki kemampuan dan mengembangkan bakat atau keterampilan yang dimilikinya. Siswa atau peserta didik yang cerdas dan yang tidak cerdas di usahakan agar memiliki selisi bakat yang tidak jauh. Intinya belajar tuntas mengusahakan siswa mencapai standar kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. John B. Carrol (1953) memiliki pandangan bahwa peserta didik yang cerdas atau memiliki kemampuan lebih, dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam waktu yang sedikit, jika dibandingkan dengan siswa yang kurang cerdas. Untuk itu, agar semua pembelajaran dapat diserap atau di kuasai semua siswa (baik yang cerdas mau pun tidak), maka perlu p

3 Ciri Ciri Media Pendidikan

Setelah sebelumnya kita membahas mengenai Pengertian Media Pembelajaran , Tentunya kita juga perlu mengenal ciri - ciri media pendidikan. Sebab kaitanya sangat erat. Dalam buku "Media Pembelajaran" karya Prof. Dr. Azhar Arsyad,  M.A. terdapat tiga ciri-ciri media pendidikan. Adapun ketiga ciri dari media pendidikan yang di ungkapkan oleh Gerlach and Ely 1971 yang digunakan sebagai alat bantu adalah sebagai berikut. 1. Fixative Property Fixative Property atau lebih dikenal dengan Ciri Fiksatif yaitu ciri dimana media harus mampu merekam, melestarikan, merekonstruksi dan menyimpan suatu objek atau peristiwa. Menurut ciri, media memiliki ciri dapat menyusun atau mengurut fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Objek yang telah direkam dengan video kamera dapat di produksi atau dikelola dengan mudah saat diperlukan. Media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu di trasportasikan tampa mengenal waktu. Ger

8 Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli

Media berasal dari kata medius (bahasa Latin) yang artinya pengantar, perantara atau tengah (menengahi antara materi dan PBM). Secara garis besar Media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh atau mendapat, pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Gerlach and Ely 1971). Gerlach and Ely memandang guru, buku teks atau seluruh buku yang berhubungan dengan pembelajaran dan lingkungan adalah media.Walau pun demikian dalam dunia PBM atau Proses Pembelajaran Mengajar Media kerap diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau eletronik untuk menangkap, memproses, serta menyusun ulang informasi verbal dan visual (Azhar Arsyad 214). Selain pengertian diatas ada beberapa pengertian media yang telah dikemukan para ahli seperti yang dikutip dalam buku Media Pembelajaran. Berikut penulis kutip satu persatu pengertian Media: 1. Association of Education and Communication Technology (AECT) Media adalah segala bentuk dan saluran yang di

Tingkat, Indikator dan Jenis-Jenis Kekerasan dalam Pendidikan

Hampir setiap harinya kita mendengar adanya kekerasan dalam dunia pendidikan. Baik melalui media social seperti facebook, twitter, bbm, intagram, TV, Koran, tabloid dan bahkan disekitar kita sendiri. Kebanyakan kekerasan tersebut dilakukan oleh kalangan guru dan orang tua siswa. Kekerasan pada umumnya diartikan sebagai sikap agresif pelaku yang melebihi kapasitas kewenangan (Thomas Santoso). Dalam hukum Indonesia kekerasan terhadap siswa sudah dianggap sebagai tindakan criminal. Terdapat tiga tingkatan kekerasan terhadap peserta didik di Indonesia. Ada pun ketiga kekerasan tersebut yakni Voilence as potential atau kekerasan tingkat ringan, Voilence in education yaitu kekerasan tingkat sedang dan Criminal action yaitu kekerasan tingkat berat. Ketiga kekerasan diatas terjadi karena berbagai penyebab baik factor Internal maupun factor eksternal. Kekerasan ini dapat muncul sewaktu-waktu dan bisa dilakukan siapa saja. Eri c Hoffer mengatakan, pemicu kekerasan dapat muncul karena, h

6 Cara Membangkitkan Minat, Motivasi dan Keriangan Anak Dalam Proses Belajar

Masalah sering terjadi dalam dunia pendidikan adalah ketidak mampuan guru dalam meningkatkan motivasi, minat dan keriangan anak dalam proses pembelajaran mengajar. Sehingga SK atau standar kompetensi yang telah di rumuskan dalam kurikulum sangat sulit di capai guru. Untuk itu dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai cara membangkitkan minat, motivasi dan keriangan anak dalam pembelajaran. Pembahasan ini akan lebih mengacu pada teknik guru menciptakan suasana kondusif. Karena dengan suasana kondusif, internalisasi nilai and sikap peserta didik menjadi efektif. Dari sebuah penelitian yang ditulis dalam buku Pendidikan Tampa Kekerasan karya Drs. Abd. Rahman Assegaf, M.A mengatakan bahwa lingkungan social atau suasana kelas merupakan penentu utama psikologis yang mempengaruhi belajar akademis. Dengan demikian bila, guru dapat menyingkirkan masalah tersebut, maka guru dapat mencapai hasil maksimal yang sangat tinggi dalam PBM. Berikut beberapa teknik untuk mencipt

9 Jenis Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas yang Harus Dipahami Guru Profesional

Dalam dunia pendidikan sangat banyak tuntutan yang harus dikuasai khususnya bagi para calon guru atau pun guru yang sudah sarjana. Tingginya tuntutan ini membuat para guru menjadi semakin agresif untuk terus meningkatkan keahlian dalam mendidik. Salah satunya adalah kemampuan dalam mengelola kelas. Dalam pengelolaan kelas seorang guru diharapkan memiliki kemampuan memfasilitas berbagai macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Untuk mengelola kelas ada 8 (delapan) pendekatan yang harus dimiliki dan dikuasai guru agar bisa menciptakan kelas yang PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatid, Efektif dan Menyenangkan. Ada pun dari kedelapan pendekatan tersebut akan dijelaskan pada pembahasan dibawah. 1. Pendekatan Kekuasaan Pendekatan Kekuasaan merupakan suatu kegiatan guru dalam hal mengontrol tingkah laku anak didik. Dalam pendekatan ini guru memiliki tugas untuk menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin d

Pengertian Sistem Pembelajaran Kelas Tuntas Berkelanjutan (Automatic Promotion)

Automatic Promotion atau lebih dikenal dengan Sistem Pembelajaran Kelas Tuntas  Berkelanjutan yaitu pembelajaran yang mengharapkan agar siswa dalam satu kelas bisa menguasai semua Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan dari Standar Kompetensi (SK) yang termuat dalam kurikulum. Automatic Promotion mengharapkan semua siswa mendapat pengetahuan yang sama dalam setiap mata pelajaran. Biasanya pembelajaran ini menggunakan sistem  gruop based approach atau pendekatan kelompok. Dalam pembelajaran ini siswa tidak akan pindah pada materi lain atau tingkatan lain jika belum bisa menguasai pembelajaran. Karena pembelajaran ini mengutamakan agar semua siswa bisa dapat mencapai tujuan intruksional yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran ini adalah guru harus mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. Hal ini dimaksutkan agar semua siswa menguasai semua topik yang diberikan. Guru harus sering kali memberi post t

Peran Orang Tua Dalam Mendorong Anak Berbakat

Terkadang sebagian orang tua siswa tidak bisa mengembangkan anak kesayanganya. Padahal si anak tersebut memiliki kepribadian yang sangat berbeda dengan teman lainya. Seperti misalnya si anak memiliki bakat tersendiri yang berbeda dengan teman kelasnya. Sehingga perlu pengembangan yang mendalam. Kendati demikian, sampai saat ini belum ada buku yang jelas membahas sepenuhnya secara spesifik mengenai cara mengembangkan bakat anak. Untuk itu, dalam pembahasan ini penulis akan membahas sedikit pengetahuan mengenai “Peran Orang Tua Dalam Mendorong Anak Berbakat”. Namun sebelum membahas lebih jauh sebagaiknya kita harus memahami apa itu anak berbakat. Anak berbakat adalah anak yang memiliki tingkat kemampuan kognitif tinggi atau memiliki perkembangan tang tidak sinkron berupa memiliki intensitas tinggi. Intinya memiliki kepintaran yang berbeda dengan anak lainya. Mungkin ada yang bertanya kenapa harus ada pembinaan atau pengembangan Khusus? Pembinaan khusus diberikan kepada s

4 Kompetensi Guru yang Harus Dimiliki Pendidik agar Bisa Disebut Guru Profesional

Menjadi seorang pendidik bukanlah hal yang gampang. Banyak hal yang harus dimiliki seperti misalnya kemampuan berbicara, menangani siswa, bersosialisasi, mengetahui watak siswa dan lain sebgainya. Apalagi dengan munculnya kurikulum 2013 yang lasim disebut Kurtilas. Guru semakin dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih dan bisa dalam segala hal alias Profesional. Namun menjadi guru Profesional bukanlah hal yang mudah. Dalam UUD No.14 Thn 2005, pasal 10 ayat 1 mengenai Guru dan Dosen, dijelaskan empat kompetensi Guru yang harus dimiliki seorang pendidik baru bisa dikatakan sebagai Guru Profesional. Adapun keempat kompetensi guru tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pertama: Kompetensi Pedagogik Kompetensi ini adalah kompetensi dimana seorang guru diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola siswa atau peserta didik, baik dari segi pemahaman psikologi, tingkah laku peserta didik, Kognitif, Kepribadian Peserta Didik, Minat Peserta Didik, kemampuan mengelola kelas, PBM (Prose