Langsung ke konten utama

9 Jenis Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas yang Harus Dipahami Guru Profesional

Dalam dunia pendidikan sangat banyak tuntutan yang harus dikuasai khususnya bagi para calon guru atau pun guru yang sudah sarjana. Tingginya tuntutan ini membuat para guru menjadi semakin agresif untuk terus meningkatkan keahlian dalam mendidik.

Salah satunya adalah kemampuan dalam mengelola kelas. Dalam pengelolaan kelas seorang guru diharapkan memiliki kemampuan memfasilitas berbagai macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.

Untuk mengelola kelas ada 8 (delapan) pendekatan yang harus dimiliki dan dikuasai guru agar bisa menciptakan kelas yang PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatid, Efektif dan Menyenangkan. Ada pun dari kedelapan pendekatan tersebut akan dijelaskan pada pembahasan dibawah.

1. Pendekatan Kekuasaan

Pendekatan Kekuasaan merupakan suatu kegiatan guru dalam hal mengontrol tingkah laku anak didik. Dalam pendekatan ini guru memiliki tugas untuk menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Sebab Kedisiplinan dalam pendidikan merupakan salah satu kekuatan utama yang menuntut anak didik untuk menaatinya.

Di dalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati setiap siswa atau peserta didik. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah pendidik atau teacher (guru) mendekati siswa.

2. Pendekatan Ancaman

Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini hamper memiliki kesamaan dengan pendekatan kekuasaan dalam pengelolaan kelas. Sebab Pendekatan ancaman juga merupakan suatu proses yang dilakukan guru untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Bedanya adalah dalam dalam mengontrol tingkah laku anak didik, pendekatan ancaman dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang siswa, ejekan, sindiran, dan memaksa.

3. Pendekatan Kebebasan

Pada pendekatan ini, dimana guru harus berperan atau bertindak agar peserta didik merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu pelajaran yang diberikan kapan saja dan di mana saja tampa terbatas oleh fasilitas sekolah. Pendidik memiliki tugas yakni  mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik dalam mengerjakan semua tugas.

4. Pendekatan Resep

Pendekatan Resep yaitu pendekatan dimana seorang guru atau pendidik memiliki daftar atau resep tugas yang akan dikerjakan. Guru diberikan sebuah memo yang berisi tugas-tugas yang akan diterapkan disekolah. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk sepertj yang tertulis dalam resep. Dalam artian guru tidak boleh keluar dari topik yang ada di daftar.

5. Pendekatan Pengajaran

Pada Pendekatan Pengajaran didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku siswa. Pada pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku siswa atau peserta didik yang kurang baik. Guru memiliki tugas merencanakan dan mengimplementasikan  pembelajaran dengan baik. Dalam hal ini guru juga sebagai contoh yang baik.

6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku

Pendekatan Perubahan Tingkah Laku yaitu suatu proses yang dilakukan guru dalam hal ini mengubah tingkah laku anak didik. Guru memiliki tugas atau berperan mengembangkan prilaku siswa dan mencegah prilaku siswa yang kurang baik. Behavior modification approach jika dilihat lebih jauh sangat bertolak belakang dengan Psikologi Bihavioral yang mengatakan semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil proses belajar.

Seorang guru kelas atau pendidik melakukan usaha-usaha mengulang-ulangi program atau kegiatan yang dinilai baik (perangsang) bagi terbentuknya tingkah laku tertentu, terutama di kalangan siswa. Kegiatan itu akan menjadi penguatan positif sehingga tujuan yang dirumuskan lebih mudah dicapai.

7. Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial

Pendekatan socio-emotional climate approach atau lebih dikenal dengan pendekatan suasana perasaan dan suasana sosial di dalam kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan Psikologi Klinis dan Konseling (penyuluhan). 

Socio-emotional climate approach menilai pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam proses pembelajaran mengajar (kelas).

Pada pendekatan ini diharuskan ada hubungan baik antara Guru dan Siswa, siswa dan siswa, dan semua pihak sekolah. Guru memiliki peran sebagai pencipta hubungan yang sehat.

8. Pendekatan Proses Kelompok

Pendekatan Proses Kelompok merupakan suatu proses yang dilakukan guru untuk menciptakan suatu sistem sosial di dalam kelas. Guru lebih mengutamakan proses kelompok. Peranan guru adalah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok itu efektif. Dalam pendekatan ini, guru mempertimbangkan individual agar tercipta kelas yang bergairah dalam proses belajar mengajar. 

Adapun asumsi yang harus diperhatikan seperti kerjasama antar kelompok yang rata, mengutamakan kepentingan bersama, kelompok belajar tetap efektif dan produktif, Siswa harus aktif, dan kerjasama antar siswa harus baik. 

9. Pendekatan Electis atau Pluralistik

Pendekatan Electis atau Pluralistik merupakan pendekatan yang menekankan pada potensialitas, kreativitas   dan inisiatif pendidik dalam perhatiannya kepada peserta didik dan dapat mengendalikan gairah belaiar mereka. Pendekatan ini merupakan gabungan dari beberapa pendekatan yang telah disebutkan diatas.

Penerapanya dilakukan dengan system pariasi seperti misalnya Penggunaan alat atau media (alat bantu), gaya mengajar, dan pola interaksi  yang baik.

Tag: Jenis Pendekata, Materi Strategi, Macam-macam pendekatan, teknik pendekatan.

Reff: 

Materi Kuliah Semester V
Sumendra, I Wayan, Macam-Macam Pendekatan, STAH DNJ, Jakarta 2016







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip dan Proposisi Belajaran Tuntas

Konsep belajar tuntas atau Mastery Learning adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok sehingga apa yang dipelajari siswa dapat tercapai semua (Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati). Pada prinsipnya konsep belajar tuntas berusaha menciptakan siswa agar memiliki kemampuan dan mengembangkan bakat atau keterampilan yang dimilikinya. Siswa atau peserta didik yang cerdas dan yang tidak cerdas di usahakan agar memiliki selisi bakat yang tidak jauh. Intinya belajar tuntas mengusahakan siswa mencapai standar kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. John B. Carrol (1953) memiliki pandangan bahwa peserta didik yang cerdas atau memiliki kemampuan lebih, dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam waktu yang sedikit, jika dibandingkan dengan siswa yang kurang cerdas. Untuk itu, agar semua pembelajaran dapat diserap atau di kuasai semua siswa (baik yang cerdas mau pun tidak), maka perlu p

Pengertian Sistem Pembelajaran Kelas Tuntas Berkelanjutan (Automatic Promotion)

Automatic Promotion atau lebih dikenal dengan Sistem Pembelajaran Kelas Tuntas  Berkelanjutan yaitu pembelajaran yang mengharapkan agar siswa dalam satu kelas bisa menguasai semua Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan dari Standar Kompetensi (SK) yang termuat dalam kurikulum. Automatic Promotion mengharapkan semua siswa mendapat pengetahuan yang sama dalam setiap mata pelajaran. Biasanya pembelajaran ini menggunakan sistem  gruop based approach atau pendekatan kelompok. Dalam pembelajaran ini siswa tidak akan pindah pada materi lain atau tingkatan lain jika belum bisa menguasai pembelajaran. Karena pembelajaran ini mengutamakan agar semua siswa bisa dapat mencapai tujuan intruksional yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran ini adalah guru harus mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. Hal ini dimaksutkan agar semua siswa menguasai semua topik yang diberikan. Guru harus sering kali memberi post t

3 Ciri Ciri Media Pendidikan

Setelah sebelumnya kita membahas mengenai Pengertian Media Pembelajaran , Tentunya kita juga perlu mengenal ciri - ciri media pendidikan. Sebab kaitanya sangat erat. Dalam buku "Media Pembelajaran" karya Prof. Dr. Azhar Arsyad,  M.A. terdapat tiga ciri-ciri media pendidikan. Adapun ketiga ciri dari media pendidikan yang di ungkapkan oleh Gerlach and Ely 1971 yang digunakan sebagai alat bantu adalah sebagai berikut. 1. Fixative Property Fixative Property atau lebih dikenal dengan Ciri Fiksatif yaitu ciri dimana media harus mampu merekam, melestarikan, merekonstruksi dan menyimpan suatu objek atau peristiwa. Menurut ciri, media memiliki ciri dapat menyusun atau mengurut fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Objek yang telah direkam dengan video kamera dapat di produksi atau dikelola dengan mudah saat diperlukan. Media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu di trasportasikan tampa mengenal waktu. Ger